Primus Angkat Suara Soal Harga Pangan

Primusyustisio.com – Pada konfrensi Pers Fraksi PAN DPR RI, Rabu (8/2/2017), Primus Yustisio, anggota Komisi VI DPR RI ikut angkat suara terkait harga pangan di Indonesia. Menurutnya, lonjakan harga pangan yang sering terjadi, tidak semata-mata disebabkan oleh hukum permintaan dan penawaran, akan tetapi lebih disebabkan oleh mafia pangan yang menguasai suplay kebutuhan pangan di pasar domestik. Akibatnya, lonjakan harga pangan dikendalikan oleh segelintir orang yang menyebabkan rakyat kecil yang menanggung bebannya.

Menurut aggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat V ini, jika pemerintah peka terhadap dinamika harga pangan yang abnormal ini, mestinya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan bekerja keras memotong mata rantai mafia pangan yang begitu kuat menghegemoni suplay pangan di Indonesia.

“Hampir setiap tahun, khususnya di hari-hari besar keagamaan seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru, kita sering mengalami masalah kelangkaan beberapa komponen pangan dan inflasi. Mestinya pemerintah punya effort untuk mencermati, bahwa apakah lonjakan harga pangan atau inflasi itu disebabkan oleh faktor alamiah hukum pasar atau ada tangan-tangan jahat yang bekerja mencari keuntungan,” demikian tegas Primus.

Lebih lanjut, pesohor yang pernah berkilau di indudustri seni peran ini mengatakan, kalau soal dinamika harga pangan dan inflasi, itu hukum ekonomi yang pasti terjadi, asalkan didukung dengan daya beli masyarakat yang kuat. Inflasi terjadi itu menguntungkan pelaku usaha atau produsen, tapi jika dihadapkan dengan daya beli masyarakat (konsumen) yang melempem itu namanya naïf.

“Kita ambil contoh, berdasarkan data BPS per Juni 2016, nilai upah riil untuk profesi buruh bangunan pada bulan Juli tercatat sebesar Rp 65.636 per hari. Jumlah itu lebih rendah 0,55% dari bulan Juni yang tercatat sebesar Rp 65.997 per hari. Dengan data upah buruh yang melorot ini, kita sudah punya gambaran kemampuan atau daya beli rakyat kecil seperti buruh itu seperti apa, jika mereka dihantam inflasi, tambah menderita hidupnya.” Anggota Fraksi PAN ini berharap, ke depan pemerintah mampu memberantas mafia pangan dan mendorong daya beli masyarakat agar lebih bertahan dalam menghadap lonjakan harga pangan dan inflasi [MS].

Share This Post

Post Comment