Rumah Besar Baraya Primus

Bogor, 08 Feb 2019

Syukur Alhamdulillah, Dalam rentang waktu yang belum lama, Baraya Primus telah hadir sebagai bagian dari proses politik berbasis semangat kekeluargaan (Baraya). Ini semangatnya adalah persaudaraan (ukhwuah). Hanya dengan semangat kekeluargaan, politik yang jamak dianggap pragmatis, instan dan transaksional bisa di tepis. Karena dengan semangat ukhuwah itulah, cita-cita politik dicapai.

Kita tak menginginkan, agar suatu politik praktis itu mengakar karena transaksional, tapi mengakar karena prinsip-prinsip kekeluargaan karena kesamaan ideologi sebagai tujuan akhir politik. Lebih otentik. Lebih tulus. Meskipun, tentu di dalamnya ada biaya politik sebagai penunjang. Biaya politik itu cuma penunjang proses. Bukan segala-galanya. Namun lebih dari semua itu, semangat kekeluargaan lebih dari segalanya.

Baraya ini lahir; karena ingin memberikan sentuhan yang berbeda dalam atmosfer politik. Sentuhan kekeluargaan. Disaat, orang secara jamak menganggap, atau menaruh politik pada orientasi jangka pendek. Kedekatan politik karena suatu hubungan pragmatis, itu getas, keropos. Mudah roboh, hanya karena getaran-getaran ringan di sekitar.

Dalam Baraya ini, yang kita bangun adalah suatu cita-cita sosial; membangun masyarakat kabupaten Bogor. Dengan cara apa? Tentu dengan cara membuka akses bagi sektor-sektor pembangunan masyarakat dipelbagai bidang. Baik pendidikan, sosial keagamaan, kepemudaan, komunitas, dan sektor usaha kecil—menengah dan industri.

Lantas aksesnya yang dibuka itu apa? Tentu dengan stake holder DPR. Baik Kementerian/Lembaga (K/L). Karena Saya di komisi VI DPR, maka stake holder dimaksud adalah mitra kerja DPR, baik Kementerian/Lembaga. Termasuk BUMN sebagai mitra melalui program CSR/PKBL.

Karena DPR ini sesuai UU No 27 Tahun 2014 Tentang MD3, memiliki hak untuk mengajukan program aspirasi untuk pembangunan/pembinaan Dapil. Maka ruang ini digunakan sesuai permintaan/kebutuhan masyarakat. Dan hal ini, ditetapkan melalui rapat DPR bersama mitra, sebagai suatu mekanisme pengambilan keputusan sesuai Tupoksi DPR.

Jadi semua proses yang terjadi di Dapil, itu tidak ujuk-ujuk ada. Semua sudah ada role of game-nya. Semua sudah on the track. Kalaupun ada pikiran lain yang berkembang, yang menjurus pada tafsir-tafsir yang negatif, maka itu cuma suatu politicking yang berlebihan cenderung menyerang secara politik (attacking). Tapi harap maklum, ini tahun politik. Semua hal bisa di- politicking, meski itu bablas—bahkan bisa keliru dan tidak mendidik warga demi keuntungan jangka pendek.

Semua proses pemberdayaan/pembinaan Dapil bersama stake holder DPR, adalah pure kegiatan kedewanan sesuai amanah UU. Justru pretensi yang berlebihan, itu tak ada faedahnya. Tak membantu masyarakat. Malah merusak cara berpikir, mengotori akal sehat.

Namun saya percaya, dengan semangat kekeluargaan, Baraya Primus ini bisa memberikan penyadaraan pada masyarakat secara kekeluargaan. Agar tidak menjadi objek politicking. Karena kita adalah keluarga besar. Semakin kuat kita, semakin solid kita, fitnah dan semua angkara murka berbau politik kotor, bisa ditepis. Atas izin Allah SWT, kemenangan bisa kita rengkuh? Bukan kemenangan saya, tapi kemenangan masyarakat kabupaten Bogor, kemenangan Baraya. Wallahu’alam

Share This Post

Post Comment