Ngendong di Pamijahan

Ngendong di Pamijahan (foto : Zhulle)

Ini kali ke sekian Baraya Primus “Ngendong di Bumi.” Secara laterlet, artinya nginap di perkampungan konstituten Primus Yustisio, anggota DPR RI dari Kabupaten Bogor.

Ini salah satu satu metode garap aspirasi yang digagas tim kerja Primus. Pada Juni 2021 acara Ngendong di Bumi diadakan di wilayah Pamijahan Kabupaten Bogor.

Jenis acaranya sederehana. Kumpul bersama warga di malam hari. Mendengar keluhan dan aspirasinya, lalu dicocokkan dengan program Primus di DPR untuk dapat membantu keluhan warga tersebut.

Lebih dari itu, program Ngendong di Bumi lebih pada cita kekeluargaan. Ada sambung rasa yang terjalin. Makan bersama, tidur di rumah-rumah penduduk dan bercengkrama tiada jarak dengan penduduk.

Mungkin selama ini, cara-cara menyerap aspirasi terlampau formal. Disatu sisi, masyarakat dengan pola komunikasi verbal yang terbatas, agak sungkan mengutarakan keinginannya.

Namun bila diakrabi, diajak ngobrol sambil “ngeliwet,” mereka lebih cair dan komunikatif. Bila sudah akrab, mereka lebih leluasa mengutarakan keinginan.

***
Di bulan Juni 2021, acara Ngendong di Bumi, diadakan di wilayah Pamijahan. Pemrakarsanya kang haji Usep (Anggota DPRD Kabupaten Bogor) dan Kan Norman. Keduanya termasuk Baraya Primus di Pamijahan.

Kami yang datang di acara Ngandong -/+ ratusan orang. Bertempat di sebuah lokasi tambak ikan milik warga lokal. Kami menggelar tikar di malam hari. Kendati hawa malam itu tak bersahabat, lembab dan gerimis, penduduk yang datang berjubel.

Tak urung, kami pun terpanting semangat. Jalan melipir di pematang sawah di malam hari hingga tiba di tujuan. Warga pun turut semangat menyambut kahadiran kami.

Saat hendak ngeliwet, penduduk terjejer sampai ke tepi jembatan. Satu persatu dianataranya berpartisipasi dalam berbagai rangkaian acara. Termasuk diskusi tentang tetek bengek kebutuhan masyarakatnya.

Dari ujung ke ujung tikar yang digelar, tak luput dari aneka makanan dan buah-buahan. Dari pisang, ubi rebus, kacang rebus, jeruk dan menu lainnya.

Setelah selesai kegiatan diskusi, acara dipungkas dengan ngeliwet bareng. Suasana guyub. Usai ngeliwet, kami masih bercengkrama. Ada yang keburu tepar. Tidur berjejer dari dalam rumah hingga di tepi kali dengan memasang tenda-tenda kecil.

Pagi harinya, ditemani nasi uduk dan bakwan goreng, kami kembali bercengkrama bersama warga. Acarapun berlanjut dengan melipir ke rumah lurah dan beberapa tokoh penting di Pamijahan hingga kami masing-masing berpisah (Admin)

Share This Post

Post Comment